Minggu, 04 Oktober 2015

We Are Family // Part. 2 :TANGGULNYA JEBOL!!

Mobil Seung Joon akhirnya sampai ke tampat tujuan. Mereka sampai saat hari sudah mulai gelap. Seperti biasanya, Seung Joon hanya mengantar karna ia harus kembali ke asrama tepat waktu dan sepertinta ia akan terlambat kali ini.

“Apa kau tidak mau masuk sebantar, oppa?” Tanya Eun Jung setelah melepas sabuk pengamannya.

“Tidak kali ini. Aku sudah terlambat, aku harus kembali sekarang.” Katanya menolak dengan halus. “Aku harap Dae Goo juga akan terlambat malam ini.” Harap Seung Joon.

Eun Jung mengerutkan kening. “Apa maksudmu?”

“Hari ini ia pergi makan malam dengan Seo Yeon.”

Eun Jung terdiam sejenak. “Oww..” jawabnya mencoba bersikap baik-baik saja. Padahal hatinya kini terasa seperti cangkang telur yag mulai retak.

“Baiklah aku masuk dulu.” Kata Eun Jung berpamitan. Ia tidak tahu sampai kapan cangkangnya mampu bertahan.
 Kang Eun Jung!”seru Seung Joon saat Eun Jung membuka pintu gerbang rumah mereka. Eun Jung berbalik menghadap oppanya.

“Jaga dirimu baik-baik.” Ujarnya lembut.

Eun Jung mengangguk.

“Maaf, karna membiarkanmu tinggal seorang diri untuk waktu yang sangat lama. Aku harap kau tidak marah ataupun benci. Aku akan berusaha untuk mendapat kemudahan agar bisa menghabiskan lebih banyak waktu denganmu.” Ujar Seung Joon terdengar menyesal.

Eun Jung tersenyum. Itu sedikit menghiburnya. Mungkin oppa memang menghawatirkannya. Ia mengangguk dan menjawab, “Aku akan baik-baik saja.” Jawabnya lalu segera masuk.

Eun Jung merebahkan tubuhnya ke ranjang begitu masuk ke kamar. Ia termenung memanang langit-langit kamarnya. Hari ini banyak hal yang membuatnya bingung dan mengganngu pikirannya, tadi ia melihat oppanya memberikan sebuah tiket pada Ah Ra, ia mendengar oppanya mengucapka kata yang manis padanya, dan paranhya ia juga mendengar kabar tentang laki-laki yang ia sukai sedang pergi bersama wanita lain sekarang.

Tanpa bertanya ia sudah tahu tiket yang di berikan oppanya pada Ah Ra adalah untuk berlibur bersama. Eun Jung benar-benar iri pada Ah Ra. Ia sangat ingin menghabiskan waktu bersama oppanya, juga dengan Dae Goo.

Hah, pikiran ini benar-benar mengganggunya. Sebenarnya masalah yang benar-benar mengganggu pikirannya sekarang adalah tentang Donghae. Ini hanya liburan untuk oppa dan Dae Goo, jika oppa mendapat ijin untuk mengajak Ah Ra, itu berarti Ah Ra juga akan mengajak seseorang, semoga saja Dae Goo tidak mengajak Seo Yeon, karena wanita itu pasti memaksa ikut. Awalnya Eun Jung yakin kalau Dae Goo tidak punya hubungan apapun dengan Seo Yeon, tapi stelah mendengar apa yang tadi oppsnya katakan ia jadi ragu.

“Wanita centil itu pasti akan terus mengikuti Dae Goo seperti penguntit kalau ikut. Dasar wanita menyebalkan.” Batin Eun Jung kesal.

Eun Jung bangun dan meraih gagang telefon di samping ranjangnya, menekan tombol-tombol nomor pada telefon lalu menempelkannya di telinga.

Yeobaseyo?” kata pria diseberang begitu telefon mereka tersambung.

Oppa, ini Eun Jung.” Balas Eun Jung.

“Ah, Eun Jung. Ada apa?” Tanyanya.

“Tidak, aku hanya tidak bisa tidur.” Jawab Eun Jung. “Kau dimana sekarang?” Tanya Eun Jung kemudian.

Di asramalah.” Jawab Dae Goo  terdengar tersinggung tanpa alasan.

Eun Jung tersenyum. “Benarkah? Baguslah.” Ujarnya, merasa sedikit tenang mendengarnya.

“Menurutmu aku dimana? Oppamu lah yang dimana, kenapa ia belum pulang?” Tanya Dae Goo.

“Pulang? Rumah mana yang kau maksu, oppa? Tanya Eun Jung sedikit kesal.

“Maaf, maksudku asrama.” Ralat Dae Goo bersalah.

Tidak aneh kalau Eun Jung tersinggung. Setelah kepergian kedua orang tuanya yang tiba-tiba ia harus pindah kembali ke tampat ia dilahirnya yang sudah ia tinggalkan hampir sembilan tahun, sejak ia berumur sepuluh tahun. Dan Seung Joon seharusnya menghabiskan waktu labih banyak di rumah bersamanya, seperti oppa-oppa yang lainnya, tapi dia malah harus meninggalkan Eun Jung seorang diri bahkan saat mereka masih dalam masa berkabung. Ia pasti kesepian, tinggal seorang diri selama hampir dua tahun di tempat yang seharusnya tidak asing, dan hanya bisa bertemu dua sampai tiga jam sehari dengan satu-satunya keluarga yang ia miliki.

“Dia baru saja kembali.” Eun Jung memberi tahu.

“Hmm, begitu.” Gumam Dae Goo. “Oh, ya, ada apa kau menelfonku di saat seperti ini? Jangan harap aku akan percaya dengan alasan konyolmu tadi. Mana mungkin kau pergi tidur jam segini, ini masih sore.. Apa kau sakit atau merasa kurang sehat?”

“Tidak.”

“Baguslah kalau begitu.” Balas Dae Goo. “Lalu ada apa? Apa ada sesuatu yang mengganggu pikiranmu?” Tanyanya –yang lebih mirip menebak dengan lembut.

Eun Jung terdiam sejenak, “Apa kalian akan benar-benar berlibur?”

“Rencananya begitu. Kau tahu dari mana, apa hyung yang memberi tahumu?”

“Tidak, aku tahu dari Ah Ra.”

“Ah Ra? Han Ah Ra? Dia pacar hyung, kan?”

“Ya.” Jawab Eun Jung lemah.

“Darimana dia tahu?”

“Dia pacar oppaku, sudah pasti dia tahu. Lagi pula oppa akan mengajaknya.”

“Benarkah?” Tanya Dae Goo heran. “Aku pikir hyung akan mengajakmu, ternyata dia mengajak Ah Ra.”

“Iya.” Eun Jung kembali diam.

“Eun Jung?” panggil Dae Goo.

“Ya.” Jawab Eun Jung.

“Sepertinya kau benar-benar bermasalah.”

“Apa?” pekik Eun Jung.

“Pasti ada sesuatu yang membuatmu seperti ini, katakan padaku apa itu.” Perintah Dae Goo.

“‘Seperti ini’ itu apa maksudnya?” Tanya Eun Jung tak mengerti. “Aku baik-baik saja, oppa. Percayalah.” Tambanhya kemudian.

“Kau tiba-tiba jadi aneh. Kau lebih banyak diam.” protesnya terdengar sedikit kesal.

“Aku sudah aneh sejak dulu. Bahkan sejak aku baru di lahirkan. Kau puas?” Tanya Eun Jung tersulut emosi.

Diseberang sana terdengar suara tawa Dae Goo. “Kau jadi sangat sensitive, tapi itu lebih baik. Aku lebih yakin kalau kau baik-baik saja setelah mendengarmu seperti ini dari mendengar penjelasanmu yang bertele-tele.” Jawabnya puas. “Tapi aku tidak bermaksud seperti menghina, aku hanya ingin sedikit menghiburmu.”

“Yayaya,” balas Eun Jung seolah tahu. “Liburan besok kau mengajak siapa, oppa?” Tanya Eun Jung harap-harap cemas.

Walaupun mungkin ia akan menyebutkan nama wanita centil itu, tapi Eun Jung tetap berharap semoga nama itu tidak akan ia sebut.

“Aku akan pergi dengan Seo Yeon.” Jawab Donghae.

“Sial, ternyata benar.” Batin Eun Jung.

Tiba-tiba ia merasa matanya mulai basah. Ia tahu ini air mata, tapi kenapa? Ia sudah tahu kalau Donghae akan mengajak Seo Yeon, dia sudah mempersiapkan diri untuk mendengar jawaban itu. Awalnya ia yakin kalau ia akan baik-baik saja, tapi sekarang ia tidak merasa dalam keadaan baik. Ia akan mempermalukan dirinya dengan membiarkan Dae Goo mendengar suara tangisannya kalau ia tidak segera mengakhiri perbincangan yang melelahkan ini.

“Dulu aku pernah berjanji akan mengajaknya ke Jeju suatu saat nanti, dan tadi ia menagih janjiku.” Tambah Dae Goo menjelaskan.

“Hmmm.. Begitu. Baiklah, aku tiba-tiba mengantuk oppa.” Kata Eun Jung berbohong dan pura-pura menguap. “Terima kasih sudah menemani orang aneh sepertiku. Selamat malam, oppa.” Tambah Eun Jung kemudian.

Dae Goo tertawa kecil. “Ya, terima kasih kembali. Selamat malam, semoga kau mimpi indah, gadis manis.”

“Hmm..”

Eun Jung langsung menutup telefonnya dan menenggelamkan wajahnya ke bantal dan..

TANGGULNYA JEBOL!!!



Seung Joon sampai di asrama tidak lama setelah Dae Goo mengakhiri pembicaraannya dengan Eun Jung. Kini ia sedang merebahkan tubuhnya di sofa di samping Dae Goo duduk untuk menulis beberapa lirik lagu.

“Kau darimana saja, hyung? Kenapa baru sampai?” tanyanya menghentikan kegiatannya.
Seung Joon menegakkan tubuhnya untuk duduk. “Apa maksudmu, tentu saja menjemput Eun Jung.”

“Tapi kau makan waktu lebih lama dari biasanya.”

“Hah?”

“Kira-kira setengah jam yang lalu Eun Jung  menelfonku. Dan ia bilang kau sudah berangkat kembali ke asrama saat ia menelfonku.” Jawabnya.

“Eun Jung menelfonmu?” Tanya Seung Joon sedikit terkejut.

Dae Goo mengangguk.

“Dia bicara apa?” Tanya Seung Joon tiba-tiba serius.

“Hanya menelfon seperti biasanya. Menanyakan beberapa hal.”

“Hal apa?” menyelidik.

Dae Goo mengerutkan kening. “Tentang liburan kita ke Jeju.” Jawabnya ragu. Ekspresi wajah Seung Joon membuatnya merasa aneh. “Dia bilang kau mengajak Ah Ra. Apa itu benar?” tanyanya menambahkan.

Seung Joon mengangguk kaku.

“Aku kira kau akan mengajak Eun Jung.”

Seung Joon terdiam.

“Kenapa tidak mengajak Soo Bin saja?” Tanya Dae Goo. “Sepertinya dia sangat ingin ikut.” Tambahnya.

Seung Joon kini menglayangkan pandangan tajam. “Kenapa semua bertanya seperti itu, bahkan ahera sendiri juga menanyakan hal yang sama padaku.” Tanyanya dengan kesal.
“Aku hanya bertanya, hyung.”

“Kenapa kau bertanya seperti itu? Kau bilang Eun Jung ingin ikut, apa dia mengatakannya sendiri?”

“Tidak, tapi..”

Seung Joon memotong sebelum Dae Goo selesai menjawab, “Bagus. Sekarang kau jangan lagi bicara seolah kau tahu segalanya, karna tidak tahu apapun tentangnya.” Tegas Seung Joon.



Hari berlalu dengan sangat lambat. Ini terasa menyebalkan. Eun Jung merasa sangat malas pergi ke sekolah hari ini. Besok oppanya, sahabatnya, laki-laki yang mungkin ia sukai dan wanita yang ia tidak suka akan menghabiskan akhir pekan di tempat seindah Pulau Jeju.

Eun Jung merasa sangat lemas sepanjang pelajaran ini. Beberapa kali Eun Jung mencoba menggodanya, tapi ia tidak tertarik dengan lelucon itu sekarang. Ah Ra tampaknya sadar kalau suasana hati sahabatnya sedang tidak baik, itu sebabnya ia membiarkan Soo Bin sendiri untuk beberapa saat. Ia mungkin tahu alasan dari perubahan suasana hatinya.

Kini akhirnya jam pulang sudah tiba. Eun Jung meraih tasnya dan berjalan gontai menuju pintu keluar, tapi Yoon Hee menghentikannya.

“Ada apa?” Tanya Eun Jung dengan lemas.

Ah Ra tersenyum lembut dan mengambil sesuatu dari tasnya lalu memberikannya pada Eun Jung. “Ambil ini.” Perintah Ah Ra lembut.

Eun Jung melihat barang yang di berikan Ah Ra. Ia terbelalak untuk sesaat lalu mengerutkan kening pada Yoon Hee.

“Kau bilang waktu tidak pernah datang untukmu dan oppa, dan aku juga sudah pernah bilang, kalau kau bisa membuatnya. Mungkin kau tidak bisa membuatnya seorang diri, jadi aku mencoba membantumu.” Kata Ah Ra dengan senyum lembutnya.

“Ini tidak lucu, Ah Ra. Jangan menggodaku.” Serga Eun Jung tidak percaya.

“Tentu saja tidak lucu, aku kan memang tidak sedang melawak.”

“Hwang Yoon Hee!” seru Eun Jung.

Ah Ra tersenyum lebih lebar. “Maaf, aku serius. Ambilah, kau harus memperbaiki semuanya.”

“Tapi oppa memberikannya padamu dan mungkin dia akan marah padaku.”

“Ia tidak akan marah. Ia tidak punya hak untuk marah. Karna tiket milikku dan aku memberikannya padamu. Tiket ini sekarang jadi milikmu. Kita berdua tahu, yang jadi masalah bukan sekedar tiket, kalau hanya masalah tiket aku yakin kita bisa membelinya sendiri, tanpa harus mengoper tiket ini dari satu tangan ke tangan yang lain, tapi ini liburan idol terkenal. Pihak label pasti akan sangat berhati-hati dengan, jadi akan jadi lebih mudah kalau kau pergi dengan tiket ini. Di dalamnya juga ada alamat hotel tempat oppa menginap.” Ah Ra menjelaskan dengan penuh kesabaran. “Juga tempat Dae Goo..” tambahnya dengan menyunging senyum penuh arti.

“Ah Ra..” gumam Eun Jung. Matanya mulai berkaca-kaca. “Apa yang harus aku lakukan untuk semua yang kau berikan padaku, Ah Ra?” Tanya Eun Jung dengan suara parau.

Ah Ra kembali tersenyum lalu memeluk sahabatnya. “Aku hanya ingin senyum kembali mengembang di wajahmu. Dan aku ingin hubungan mu dengan oppa dan Dae Goo akan semakin baik.” Jawab Ah Ra.

“Terima kasih..” air mata Eun Jung tumpah di pelukan Ah Ra.

Ah Ra menepuk pelan bahu sahabatnya, “Terima kasih kembali.”



To be continue...


0 komentar:

Posting Komentar