"Annyeonghaseyo, Hwang Yoon Hee-ssi.” Ujar Yesung dengan lembut di telinga Yoon Hee. “Naneun Yesung imnida.” Tambahnya memperkenalkan diri.
Ia menjauh dari Yoon Hee, lalu duduk dengan tenang di kursi di samping ranjang Yoon Hee. “Maaf, pertemuan pertama kita harus meninggalkan kesan yang kurang baik di antara kita.” Ujar Yesung dengan senyum tipis.
Ia terus memandangi Yoon Hee yang terlelap, “Sebenarnya aku tidak tahu apa yang harus aku katakan, aku juga tidak punya cukup banyak waktu luang, tapi mungkin aku akan menyanyikan sebuah lagu yang baru aku ciptakan tadi malam, tepatnya setelah aku bertemu denganmu.” Ujarnya dengan senyum tipis.
Yesung mengambil sebuah gitar yang tadi ia bawa, lalu memainkan nada-nada yang merdu.
Matahari seolah tidak merestui
Saat aku mulai melangkahkan kakiku
Ke tempatmu terlelap nona manis
Entah kenapa perasaan aneh memenuhi hatiku
Seperti angin di musim semi,
Aku merasa begitu hangat
Siapa sebenarnya kau?
Kita baru pertama bertemu
Kau terus diam
Hanya aku yang bicara, dengan orang lain
Tapi entah kenapa,
Hanya dengan melihatmu yang terlelap
Kau dengan mudah
Mendapatkan tempat istimewa di hatiku
Gadis manis, siapakah dirimu?
Aku harap kau akan bangun,
Dan bangun dan memberitahu aku,
Siapakah dirimu?
Sebuah lagu teralun dengan merdu. Sekali lagi Yesung memandangi gadis itu. “Lagu ini aku ciptakan untukmu. Gadis yang sudah mengingatkanku pada adik yang sangat aku sayangi. Seandainya saja ia masih ada di sampingku, mungkin sekarang dia akan tubuh menjadi gadis secantik dirimu.”
“Drrttt… Drrttt… Drrttt…”
Ponsel disaku Yesung bergetar. Ia mengambilnya dan mengangkat telfon tersebut, “Ya, ini aku.” Katanya saat telfon sudah tersambung.
Yesung diam sebentar untuk mendengarkan, “Aku akan kesana sekarang.” Kata Yesung sebelum menutup telfonnya.
Ia kembali memandang Yoon Hee, “Maaf, aku rasa aku hanya bisa menjengukmu sampai disini. Lain kali aku akan luangkan waktu khusus untuk mengunjungimu.” Katanya. Ia mengambil gitarnya, memasukkannya ke tasnya, lalu menunduk untuk berpisik pada Yoon Hee, “Kau harus bangun untukku, Nona Manis.” Bisiknya lembut, kemudian mencium lembut kening Yoon Hee.
Ia kembali mamakai alat-alat yang sebelumnya ia gunakan untuk menyamar saat datang tadi dan melangkahkan kaki keluar kamar Yoon Hee. Yesung sama sekali tidak menengok saat keluar kamar Yoon Hee, dan itu membuatnya tidak sadar kalau setelah dirinya, ada orang lain yang masuk ke kamar Yoon Hee.
Orang yang sangat ingin bertemu Yoon Hee. Orang yang sendari tadi menunggu kepergian Yesung dari kamar gadis yang special itu.
* * * * *
“Maaf, Kim Soo Bin-ssi, sebenarnya aku ingin sekali bisa lebih lama menemani sahabatmu, tapi sayangnya masih ada beberapa pekerjaan yang harus aku selesaikan hari ini.” Kata Yesung saat bertemu dengan Soo Bin yang sendarai tadi menunggu di kursi tunggu di depan lobi.
Soo Bin tersenyum tipis, “Tidak oppa, kedatanganmu hari ini saja sudah lebih dari cukup untuk kami. Aku mewakili Yoon Hee dan ibu Yoon Hee mengucapkan banyak terima kasih atas bantuanmu.”
Yesung balas tersenyum. “Gwaenchana. Maaf, aku harus pergi sekarang.” Ujar Yesung berpamitan, “Aku doa kan Yoon Hee bisa cepat sadar. Jujur saja, aku penasaran sekali dengan senyumnya.” Kata Yesung jujur.
Soo Bin tersenyum tipis, “Ne, dia pasti akan segera sadar.”
Yesung masih tersenyum, lalu mengangguk dan meninggalkan Soo Bin yang masih memandangi punggunnya dari kejauhan dan menghilang di balik dinding.
Soo Bin tidak mau terlalu lama membiarkan Yoon Hee sendirian di kamarnya yang pasti sudah seperti penjara, karena itu ia segera pergi ke kamar Yoon Hee.
Saat menyusuri lorong menuju kamar Yoon Hee, ia melihat seseorang yang tampak mencurigakan keluar dari kamar Yoon Hee dan beberapa perawat berlarian masuk ke kamar Yoon Hee.
Sebuah perasaan aneh mulai memenuhi hatinya. Apa terjadi sesuatu pada Yoon Hee? Soo Bin berlari mengikuti seluruh perawat dan dokter yang merawat Yoon Hee selama ini.
Saat Soo Bin masuk, seorang perawat tampak sedang sibuk bicara dengan seseorang.
“Apa Anda bisa mendengarku, Nona?” tanya perawat itu.
Pada siapa ia bertanya?
“Baiklah, tolong tunggu sebentar, saya akan panggilkan dokter. Tolong tunggu sebentar, Nona!” kata sang perawat, lalu berlari kembali keluar dari kamar Yoon Hee.
Soo Bin sendiri masih mematung di tempatnya. Ia berdiri di samping sofa yang ada di kamar Yoon Hee. Terpaku.. tidak sepatah katapun ia ucapakan.
Apa yang sekarang ia lihat adalah mimpi yang sangat ia inginkan, sampai-sampai terasa begitu nyata? Atau ini memang nyata?
“Yoon Hee-ya?” gumam Soo Bin lirih, yang hampir tidak menimbulkan suara.
Soo Bin tidak bisa mendengar suara apapun dari gadis di depannya. Gadis yang sedang memandangnya dengan mata sayu dan nafas berat. Soo Bin perlahan melangkah mendekati ranjang Yoon Hee, seolah tahu kalau ada yang ingin di katakan oleh gadis yang sudah hampir satu tahun ini tidak membuka matanya.
“Soo..” panggil Yoon Hee lirih, yang mungkin juga tidak akan Soo Bin tahu seandainya ia tidak melihat bibir Yoon Hee yang masih tertutup alat bantu pernafasan itu bergerak pelan.
Spontan Soo Bin menundukkan kepalanya, mendekatkan telinganya ke bibir Yoon Hee, berusaha mendengarkan suara lirih sahabatnya.
“Aku mendengarnya.. aku mendengar suaranya..”
To be continue...
0 komentar:
Posting Komentar