Eun Jung menyeberangi ruang dari bandara ke arah pintu keluar dengan
hati-hati. Belum genap setengah jam ia menginjakkan kaki di tanah Jeju. Ia
tidak mau tertangkap basah secepat ini. Sejauh ini semuanya masih baik-baik
saja, pikirnya, sampai sebuah suara yang ia kenal meneriakkan namanya.
“Eun Jung?” serunya.
Eun Jung mematung di tempatnya untuk beberapa detik sebelum kembali
melangkahkan kakinya.
“Kang Eun Jung, kan?” Tanya si pemilik suara lagi. Suara langkahnya
yang mendekat membuat Eun Jung frustasi. ia tidak tahu apa yang harus ia
lakukan sekarang. Ia akhirnya mengambil keputusan untuk tinggal dan tidak
melarikan diri.
Eun Jung menarik nafas panjang lalu berbalik. Sesuai dugaannya pemilik
suara itu adalah si gadis centil yang menyebalkan, ia adalah Seo Yeon.
“Ah, ternyata benar.” Serunya girang.
Eun Jung menunjukan wajah masamnya.
Eun Jung tidak berniat menjawab. Seo Yeon tampaknya tahu kalau Eun Jung tidak akan menjawab, itu sebabnya ia melipat kedua
tangannya di depan dada lalu kembali bicara dengan angkuhnya, “Kalau dilihat
dari gerak-gerikmu yang seperti pencuri itu, sepertinya Seung Joon tidak tahu kalau kau datang kemari. Benar, kan?” Tanyanya dengan suara
yang penuh penghinaan.
Eun Jung mulai kesal. “Bukan urusanmu.” Tukasnya.
“Eun Jung, sedang apa kau disini?” Tanya Dae Goo,
seolah muncul dari balik punggung Seo Yeon.
Eun Jung tampak sama terkejutnya dengan Dae Goo. “Oppa..” gumamnya.
“Bagaimana kau bisa sampai disini?” Tanya Dae Goo masih dengan
rasa terkejutnya.
Eun Jung terdiam. Perasaannya campur aduk, antara malu, sedih dan berduka. Malu karna tertangkap begitu cepat, sedih karna
Dae Goo tampaknya tidak mengharapkan kehadirannya, dan berduka karna ia yang
pertama kali menangkapnya adalah orang yang ia tidak suka.
“Sepertinya ia mengejarmu sampai kesini.” Sergah Seo Yeon menghina.
“Hahh?” pekik Dae Goo. “Menurutmu begitu, Seo Yeon?”
Tanya Dae Goo ragu.
Seo Yeon tersenyum lebar. “Tentu saja.” Jawabnya dengan yakin.
“Jangan tersenyum.” Seru Eun Jung pada
Seo Yeon. Donghae dan Seo Yeon mengalihkan pandangan mereka pada Eun Jung bersamaan.
“Memangnya kenapa?” Tanya Seo Yeon seolah menantang. “Apa kau takut Dae Goo akan kembali jatuh cinta padaku kalau aku melihat senyumanku?”
tanyanya sombong.
“Tidak.”
“Lalu?”
“Karna senyummu itu seperti senyum nenek sihir yang menemukan cara
licik untuk menyingkirkan Putri Salju dengan apel beracun.” Jawab Eun Jung dengan senyum kemenangan. Sebuah senyum tipis terukir di sudut bibir Dae Goo. Tampaknya ia
terhibur dengan gurauan Eun Jung dan kemarahan
Seo Yeon, pertengkaran mereka sangat aneh, tapi lucu dan sayang untuk dilewatkan.
“Apa?” pekik Seo Yeon. “Aku nenek sihir, lalu kau pikir kau ini siapa?”
Eun Jung kembali tersenyum dengan kemenangan. “Aku adalah Putri Salju dan Dae Goo oppa pangerannya.”
Seo Yeon semakin geram dengan jawaban Eun Jung. Wajahnya tampak
merah padam karna amarah, tapi perlahan ekspresinya kembali seperti semula dan
tiba-tiba sebuah senyum terukir di sudut bibirnya. Itu adalah senyum jahat. Eun Jung kini melirik ke arah Dae Goo, wajah Dae Goo tiba-tiba
terlihat masam.
“Kau Putri Salju, lalu siapa dia?” Tanya Seo Yeon menunjuk ke balik
punggung Eun Jung dengan dagunya.
Ia tiba-tiba jadi merasa takut. Ia khawatir kalau orang yang ada bdi
balik punggungnya adalah orang yang ia tidak ingin lihat, setidaknya sekarang.
Ia mencoba menata nafas dan emosinya lalu perlahan berbalik.
“Oppa!” gumam Eun Jung.
Ia melihat Seung Joon sedang berdiri
dengan kokoh di depannya. Wajahnya muram dan terlihat sedang menahan amarah. Ia
mencoba memberanikan diri memandangnya. Ini pertama kalinya ia melihat ekspresi
yang seperti ini di wajah oppanya.
“Kau.. sedang apa kau disini?” Tanya Seung Joon dengan
suara bergetar karna menahan amarah.
“Aku... aku... aku hanya...” jawab Eun Jung terbata-bata.
“Apa kau meminta Ah Ra memberikan tiket kesini
miliknya untukmu? Begitu, kah?” tanya Seung Joon setengah membentak.
“Tidak, aku hanya...” jawab Eun Jung cepat, tapi
belum sempat ia menjawab, Seung Joon sudah menghentikan ucapan Eun Jung.
“Apa yang sebenarnya harus aku lakukan padamu?
Aku sudah bilang akan mengajakmu ke sini jika memang sudah saatnya. Jika aku
sudah tidak sibuk, jika semuanya sudah siap! Kenapa kau mesti mengambil apa yang
bukan menjadi milikmu? Kenapa? Kenapa Eun Jung?”
“Sudah aku bilang tidak.” Tandas Eun Jung setengah
berteriak, “Aku tidak meminta Ah Ra memberikan tiketnya padaku. Aku tahu itu
bukan hakku, dan walaupun aku menginginkannya, aku tidak akan mengambil apa yang
bukan menjadi milikku. Jadi jangan lagi mencercaku dengan tuduhan-tuduhan bodoh
yang tidak beralasan seperti itu padaku.” Ujar Eun Jung penuh kemarahan.
“KANG EUN JUNG!!!” teriak Seung Joon.
Mereka saling memandang dengan tatapan penuh
kemarahan yang jelas di mata satu sama lain.
“Hentikan, hyung.
Tenangkan dirimu,” kata Dae Goo mencoba menenangkan Seung Joon yang tampak
sudah benar-benar meledak.
“Kau...” ujar Eun Jung dengan suara tertahan, air
mata yang memenuhi pelupuk matanya tidak bisa tahan lagi, “Kau tidak berhak
memanggil namaku dengan penuh kemarah seperti itu.” Tambah Eun Jung kemudian.
Seung Joon masih terdiam, melihat air mata sang
adik membuat tubuh Seung Joon tiba-tiba terasa lemas, dan perasaan bersalah
tiba-tiba mulai menjalari dirinya.
“Ayah dan ibuku bahkan idak pernah menbentakku
sepertimu. Kau pikir kau siapa? Hanya karna kebetulan kau terlahir sebagai oppaku tidak membuatmu berhak
memperlakukanku seperti ini. Sekalipun kau tidak pernah bersikap seperti
seorang oppa padaku!” Kata Eun Jung kemudian,
sebelum tiba-tiba berlari keluar dari bandara tanpa membawa apapun.
Seung Joon masih terdiam di tempatnya, “Hyung, kenapa kau masih diam disini?
Cepat kejar Eun Jung. Dia belum pernah ke Jeju, bagaimana kalau nanti dia
tersesat?” cerca Dae Goo frustasi.
“Aishhh!!!” teriak Dae Goo, sebelum akhirnya berlari mengejar Eun Jung.
“Dae Goo!!” seru Seo Yeon saat Dae Goo berlari
mengejar Eun Jung. “Oppa, apa yang
sedang kau lakukan? Kenapa tidak mengejar adikmu yang suka membuat masalah itu,
dan membiarkan kencanku dan Donghae jadi berantakan?!” cerca Seo Yeon.
“Apa katamu tadi?” tanya Seung Joon dengan suara
pelan yang tajam, “Membuat masalah? Siapa yang sedang kau bicarakan?”
“Siapa lagi, tentu saja adikmu. Eun Jung! Kang Eun
Jung!” teriak Seo Yeon.
“Kau tidak berhak untuk mengatakan apapun tentang
adikku. Apapun itu, atau aku akan membuatmu tidak bisa mengatakan apapun.”
To be continue...
2 komentar:
TITAN BONUS | TITAN ART | TITAN ART | TITAN ART | TITAN ART
TITAN BONUS. T.T. ART. TITAN. T. ART. titanium stud earrings T. ART. T. ART. T. ART. T. ART. T. ART. T. ART. T. ART. apple watch 6 titanium T. ART. T. ART. T. ART. T. ART. T. ART. T. ART. T. titanium dental implants and periodontics ART. T. ART. T. raw titanium ART. T. ART. T. ART. T. ART. T. ART. titanium security T. ART. T. ART. T. ART. T. ART. T. ART. T. ART. T. ART. T. ART. T. ART. T. ART. T. ART. T. ART. T. ART. T. T
fu717 mizuno norge,asics mexico,keenbotasmexico,on running schoenen,Scarpe mizuno,on running mexico,altra schuhe wien,keen sandale,gymsharksalehungary st233
Posting Komentar